Pencairan Es di kutub utara



Beberapa waktu lalu, media yang cukup terkemuka di Indonesia, memberitakan tentang fenomena mencairnya es di Kutub Utara, yang merupakan titik paling utara dari bumi kita. Sebuah pulau es di Greenland telah retak dan mencair, demikian yang ditulis oleh media. Oh iya, Greenland adalah pulau terbesar di dunia yang sekitar 80% wilayahnya tertutup oleh es, terletak di Samudera Atlantik, samudera terbesar kedua didunia, setelah Samudera Pasifik.

Fenomena ini banyak dikaitkan dengan Pemanasan Global, untuk menambah pengetahuan kita, saya akan mencoba membahas tentang keterkaitan pemanasan global dengan fenomena mencairnya es di Greenland. Saya percaya anda telah sering membaca tentang hal ini, karenanya saya akan mencoba membahasnya dengan singkat dan sesederhana mungkin, agar sekiranya mudah dipahami, atau sekedar mengingatkan kita. Walaupun para Ilmuwan berbeda pandangan mengenai pemanasan global, yang kemudian memunculkan isu bahwa pemanasan global merupakan suatu usaha awal untuk membangun satu pemerintahan baru bagi dunia.

Pemanasan global (Global Warming) merupakan proses peningkatan suhu pada daratan, atmosfer, dan lautan. Suhu dibumi memang kerap kali mengalami perubahan, panas cahaya matahari yang mencapai bumi, tidak semuanya akan dipantulkan kembali, karena “ditahan” oleh atmosfer bumi. Inilah cara kerja rumah kaca, sehingga suhu dibumi tetap dalam kondisi normal. Jadi, “efek rumah kaca” sebenarnya menjaga suhu bumi agar tetap dapat ditinggali manusia, tapi beberapa faktor yang diantaranya diklaim sebagai perbuatan manusia, memberikan sumbangan yang menyebabkan konsentrasi “efek rumah kaca” menjadi tidak stabil, sehingga memunculkan pemanasan global. Dengan kata lain, “efek rumah kaca” menyimpan panas yang berlebih untuk bumi kita yang semakin padat.

Daratan, lautan dan lapisan es berfungsi memantulkan cahaya matahari yang mencapai permukaan bumi. Lapisan es adalah yang terbaik dalam memantulkan cahaya matahari, dibandingkan daratan dan lautan. Oleh karenanya, suhu bumi akan meningkat apabila ketersediaan lapisan es dimuka bumi semakin berkurang. Melihat fenomena mencairnya es di Greenland, akan memicu lebih banyak lagi es yang mencair dibumi, yang akan mengurangi proses pemantulan cahaya matahari, sehingga memberi sumbangan pada “efek rumah kaca”, dan semakin mendukung terjadinya proses pemanasan global. Disini terlihat, fenomena mencairnya es di Greenland berkaitan erat dengan terjadinya pemanasan global. 

Sejak tahun 2006, wahana antariksa milik NASA mendeteksi bahwa mencairnya salju pada lapisan es di Greenland telah mengalami peningkatan secara significant. Fenomena mencairnya salju ini dapat mengurangi luas lapisan es, dan mencairnya dasar lapisan es dapat meningkatkan level lautan yang terdapat diseluruh dunia, yang tentu saja menyebabkan lapisan es dibumi semakin berkurang. Walaupun disisi lain, data bulan Desember 2009 dari NSIDC (National Snow and Ice Data Center) yang menunjukkan bahwa luas es Arktik di Kutub Utara menjadi lebih luas dibanding Desember 2006, yang tentu saja akan didukung oleh Ilmuwan yang menolak pemanasan global ala Al Gore.

Adanya pemanasan global memang menjadi kontroversi, apakah memang dibumi sedang terjadi pemanasan global atau ini hanya siklus alam yang biasa terjadi, terdapat dua kubu antara ilmuwan yang mendukung Al Gore, dan yang tidak. Terlepas dari ada atau tidaknya pemanasan global yang terjadi dibumi, kita tidak dapat melepas tanggung jawab untuk sama-sama menjaga bumi ini.


0 komentar:

Posting Komentar